-->

Jelajah Lembah Ramma Gunung Bawakaraeng Keindahan Menghipnotis

Bicara mengenai gunung di Sulawesi Selatan, sudah niscaya wajib menyebut Gunung Bawakaraeng yg terkenal menggunakan Lembah Ramma-nya. Lokasi pendakian ini terletak di Kecamatan Malino, Kabupaten Gowa. Cocok buat pendaki pemula lantaran jalurnya nir terlalu menanjak.

Untuk menuju Lembah Ramma, Teman Traveler mampu meluncur ke Malino berdasarkan Makassar. Perjalanan akan makan waktu lebih kurang 2 jam. Setelah itu, kalian mampu lanjutkan ke Desa Lembanna & memarkir kendaraan di sana. Nah, kali ini saya akan menyebarkan pengalaman menjelajah di sana. Yuk, kita simak beserta.

Juru Kunci Gunung Bawakaraeng

Keindahan Lembah Ramma (c) Muhammad Saadduddin Tenripada/Travelingyuk

Kala itu aku datang menggunakan rombongan beranggotakan tujuh orang. Kami hingga pada Lembanna sekitar pukul 22.00 dan langsung beristirahat pada rumah Tata Rasyid, galat seseorang warga lokal yang dituakan. Beliau jua adalah juru kunci Gunung Bawakaraeng, berhak melarang pendakian apabila cuaca sedang jelek.

Suasana terasa hangat karena kami disambut secangkir kopi hitam spesial Malino dan beberapa potong pisang goreng hangat. Tata Rasyid sendiri sangat ramah pada para pendaki. Pada kami, ia berpesan buat selalu mengutamakan keselamatan.

Usai asyik bercengkarama, mata aku mulai terasa redup. Tanpa buang saat, aku pribadi tetapkan beristirahat supaya tubuh kembali fit buat pendakian besok.

Pendakian Dimulai

Pos nol (c) Muhammad Sadduddin Tenripada/Travelingyuk

Pagi kurang lebih pukul 05.00, saya bangun dan pribadi mempersiapkan barang-barang. Saya pula berinisiatif membuat sarapan karena bangun paling pagi dibanding mitra-kawan lainnya. Pukul 06.00 selesainya sarapan kami eksklusif berangkat ke Selter atau titik nol pendakian Gunung Bawarakaeng.

Begitu hingga Selter, kami berdoa beserta agar bepergian dimudahkan. Ini juga merupakan pendakian pertama aku , lumrah bila saya lantas merasa cukup ngos-ngosan. Bagi para pendaki pemula, mencapai pos pertama bakal terasa sangat sulit sebab jalurnya menanjak tiada henti. Butuh ketika kurang lebih sejam bagi aku buat sampai di pos pertama.

Setelah hingga, aku sempat beristirahat selama setengah jam. Kala itu aku mulai mempertimbangkan buat pergi saja. Tetapi mitra-mitra coba menyemangati menggunakan kata-kata, “Sudah dekat kok.” Entah bagaimana, hal tersebut seolah mensugesti saya buat berjalan pulang.

Begitu berada di Pos Pertama, aku sempat beristirahat lebih kurang 1/2 jam dan mulai berpikir buat pribadi pergi. Tetapi kawan-kawan terus menyemangati dengan kata-kata, “Sudah dekat kok.” Entah bagaimana, kalimat tersebut seolah menghipnotis saya buat berjalan balik .

Menikmati Panorama Ketinggian

Pemandangan dari ketinggian (c) Muhammad Saadduddin Tenripada/Travelingyuk

Sembari mencangklong tas carrier 60 liter & menikmati camilan pasta coklat pada ekspresi, aku lantas menjejakkan kaki dengan mantap. Kala itu kami mengambil jalur sebelah kiri. Jalur pada sisi lainnya spesifik bagi mereka yang ingin menuju puncak Gunung Bawakaraeng.

Sepanjang perjalanan kami dimanjakan suasana hutam rimbun & asri. Air segar Sungai Binanga mengalir deras, berpadu apik dengan kicauan burung-burung. Saya pun jadi semakin semangat mendaki. Semua tantangan berhasil dilalui sampai akhirnya kami hingga di Talung.

Di sini saya sempat beristirahat sejenak sambil menikmati estetika Lembah Ramma dari ketinggian. Di sini baru saya sadari bahwa jalur tersulit adalah berdasarkan Pos Nol menuju Pos Pertama, pada mana di situ kesabaran kita sahih-benar diuji.

Menikmati Indahnya Lembah Ramma

Setelah asyik berfoto, kami lantas turun ke Lembah Ramma yang kebetulan sedang ramai. Kala itu kami mendirikan tenda pada dekat aliran sungai supaya mudah merogoh air. Kami sampai di lokasi pukul 13.00 dan eksklusif beristirahat. Saya sendiri menentukan merebahkan badan pada atas hammock.

Begitu sore tiba, waktunya menikmati momen sunset. Sayangnya, kala itu matahari terhalang oleh barisan perbukitan Talung. Menjelang malam, bintang-bintang bermunculan dan suhu udara mulai turun. Kami lantas mengenakan jaket tebal & saling mendekat buat menghangatkan tubuh.

Danau Slank

Pemandangan di Danau Slank (c) Muhammad Sadduddin Tenripada/Travelingyuk

Keesokan harinya, kami mengunjungi Danau Slank, destinasi indah menggunakan bukit-bukit apik pada sekelilingnya. Butuh waktu kira-kira 45 mnt menurut loka kami mendirikan tenda buat menuju tempat ini.

Setelah puas menikmati panorama danau, kami bersiap kembali ke Lembanna. Perjalanan pulang ini tak memakan ketika lama , hanya lebih kurang dua jam karena kala itu kami tetapkan untuk lomba lari. Waktu memperlihatkan lebih kurang pukul 18.00 saat kami akhirnya sampai pada Desa Lembanna. Tiga jam berselang, baru kami tetapkan kembali ke Makassar.

Itulah sedikit pengalaman seru saya menikmati keindahan menghipnotis pada Lembah Ramma. Pesan saya bagi Teman Traveler yang hendak berkunjung ke sini, jangan meninggalkan dan mengambil apapun kecuali gambar. Selamat berlibur.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter