-->

Intip Peninggalan Napoleon di Museum Radya Pustaka Solo Jalan-jalan Sambil Tambah Wawasan

Teman Traveler bahagia berkunjung ke museum? Apabila memang demikian, liburan kalian di Solo cita rasanya takkan lengkap apabila belum menyambangi Museum Radya Pustaka. Destinasi dengan arsitektur bernuansa klasik ini menyimpan koleksi langka, termasuk peninggalan Napoleon. Penasaran? Yuk, simak ulasannya berikut adalah.

Museum Radya Pustaka (c) Layangseta/Travelingyuk

Lokasi Strategis

Peta wisata Solo (c) Layangseta/Travelingyuk

Lokasi museum ini sangat strategis karena terletak pada pusat Surakarta. Posisinya berdekatan menggunakan Stadion Sriwedari Solo & berada di jalan primer Slamet Riyadi. Teman Traveler dijamin gampang menemukannya. Selain itu kalian juga bakal lebih leluasa menyambangi destinasi lain usai puas menjelajah lebih kurang Radya Pustaka.

Patung Roggowarsito (c) Layangseta/Travelingyuk

Begitu memasuki gerbang utama Teman Traveler akan disambut Patung Pujangga Ronggowarsito yg berdiri begitu gagah. Monumen ini kerap jadi galat satu spot wajib berfoto bagi sebagian besar pengunjung. Kalian jua boleh mengabadikan momen pada sini.

Gratis Tiket Masuk & Guide

Halaman depan museum (c) Layangseta/Travelingyuk

Masuk museum sama sekali tidak dipungut biaya . Cukup hemat, terutama bagi Teman Traveler yg tiba menggunakan backpacker-an. Radya Pustaka sendiri beroperasi mulai pukul 09.30 hingga 15.00. Mereka buka setiap hari, kecuali Senin.

Teman Traveler bisa berkeliling sambil ditemani pemandu alias tour guide. Tak perlu mengambil kocek sedikit pun lantaran ini adalah keliru satu fasilitas perdeo yang disediakan pengelola. Para pemandu tadi adalah pegawai museum atau kadang beberapa peserta magang menurut sekolah menengah juga perguruan tinggi.

Museum Tertua pada Indonesia

Ruang primer (c) Layangseta/Travelingyuk

Didirikan dalam 28 Oktober 1980 sang KRA Sosrodiningrat IV, Museum Radya Pustaka merupakan salah satu museum tertua pada Indonesia. Fungsi awalnya adalah buat menyimpan surat & benda-benda pustaka keraton. Seiring berjalannya ketika, koleksi lain yg berkaitan dengan keraton jua disimpan di sini.

Bisa dibilang antara Museum Radya Pustaka & Keraton Surakarta adalah satu kesatuan. Agar pengetahuan Teman Traveler semakin lengkap, jangan lupa kunjungi keraton sesudah menghabiskan ketika pada museum.

Istimewanya lagi, beberapa koleksi Radya Pustaka sempat dipamerkan di luar negeri lho. Selama berada pada sini Teman Traveler pula sanggup melihat ratusan naskah kuno yang mampu dibaca pribadi pada loka dan sebagai bahan penelitian. Sayangnya, pengunjung nir diperkenankan merogoh gambar.

Angkernya Patung Rajamala

Kepala Kapal Rajamala (c) Layangseta/Travelingyuk

Inilah keliru satu koleksi yang menjadi ikon Museum Radya Pustaka. Konon pengunjung yg tidak kuat mental bakal susah tidur usai melihat wujud patung ini. Bentuknya berupa kepala (canthik) kapal berwarna merah menyala, berhiaskan mata akbar menakutkan. Bagian ini terbuat menurut kayu jati yang khusus didatangkan dari Hutan Donoloyo.

Kapal Rajamala pertama kali digunakan Paku Buwono IV buat melakukan bepergian ke Gresik, menjemput Putri Madura yang hendak diperistri. Rutenya melalui Sungai Bengawan Solo, kala itu masih relatif lebar dan dalam. Selanjutnya kapal lebih poly digunakan buat berpesiar & membawa bantuan dari keraton untuk korban banjir Solo.

Canggihnya Horoskop Jawa

Rumitnya Horoskop Jawa (c) Layangseta/Travelingyuk

Teman Traveler mungkin telah banyak mengenal sistem zodiak atau horoskop menurut perbintangan. Nah, di sini kalian bisa melihat sistem horoskop unik versi Jawa. Dibandingkan zodiak yang terdiri berdasarkan 12 karakter, zodiak ala Jawa lebih lengkap, banyak, & mendetail.

apabila ingin mempelajarinya lebih pada, Teman Traveler sebaiknya meminta penerangan berdasarkan penjaga museum. Kalian pula sanggup coba menebak hari kelahiran orang lain dari kitab khusus yang tersedia di sini. Seru bukan? Asyiknya lagi, kalian tidak perlu mengeluarkan porto tambahan sama sekali.

Menyimpan Arca Kuno dan Wayang

Arca antik di pada museum (c) Layangseta/Travelingyuk

Museum ini pula menyimpan total 173 koleksi arca antik, mencakup arca Shiwa, Ganesha, Wisnu, dan masih poly lagi. Pengunjung jua bisa melihat majemuk koleksi wayang, mulai menurut wayang suket (rumput) sampai menggunakan wayang golek.

Wayang suket (c) Layangseta/Travelingyuk

Peninggalan Napoleon Bonaparte

Piala Porselen menurut Napoleon (c) Layangseta/Travelingyuk

Mungkin banyak Teman Traveler yg belum memahami bahwa ternyata Kerajaan Mataram dan Prancis punya interaksi yang lumayan erat & bertahan relatif usang. Budaya kekaisaran berasal Eropa tadi bahkan ikut mensugesti desain & ornamen bangunan Keraton Surakarta. Begitu pula dengan model militer keraton.

Hubungan baik antara 2 kerajaan juga dibuktikan dengan hadiah hibah berdasarkan Napoleon Bonaparte pada 1811, bertepatan menggunakan ulang tahun putra Paku Buwono IV, berupa orgel & piala porselen. Teman Traveler jangan sampai lewatkan kesempatan melihat 2 benda krusial tadi di sini. Letaknya di sisi timur pintu masuk dan acapkali terlewati lantaran penempatannya kurang strategis.

Koleksi keramik (c) Layangseta/Travelingyuk

Mengunjungi museum tentunya bakal menambah wawasan Teman Traveler akan kejayaan bangsa pada masa kemudian. Sejarah lama mungkin bisa gampang terlupakan, namun menggunakan mempelajarinya akan timbul rasa pujian luar biasa. Hal ini sangat krusial, terutama buat para generasi muda.

Sekedar saran, usahakan Teman Traveler menggunakan jasa pemandu saat mengunjungi museum. Dengan demikian kalian mampu mendapat poly keterangan tentang benda-benda yang dipamerkan. Pasalnya, benda yang terlihat sederhana dan remeh pun ternyata menyimpan nilai sejarah luar biasa. Lebih asyik mengungkapnya sendiri, ketimbang membaca di buku atau Internet.

Itulah sedikit pengalaman saya berkunjung ke Museum Radya Pustaka pada Solo. Bagaimana Teman Traveler? Bagi kalian yg hobi mengunjungi destinasi sejarah usahakan jangan lewatkan kesempatan menyambangi destinasi luar biasa ini.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter