Wisatawan kerap mengeluhkan transportasi sebagai galat satu masalah utama waktu jalan-jalan di Palembang. Meski sudah terdapat angkutan generik, bahtera, hingga Transmusi, perjalanan kadang bisa memakan saat lama karena stagnasi. Untungnya, sekarang kasus tadi sudah sanggup sedikit teratasi menggunakan hadirnya LRT Palembang.
Selain super modern, transportasi ini jua terasa nyaman. Yuk, simak pengalaman aku tentang serunya keliling Kota Pempek naik LRT.
Mulai Beroperasi Saat ASEAN Games
Pembangunan LRT pada Palembang bisa dibilang relatif menguras energi dan emosi. Selama proses pembuatan jalur LRT, jalan-jalan primer pada Kota Pempek bertambah macet & saat tempuh sebagai semakin lama . Warga pun banyak yg sempat dibuat gusar dengan proyek ini.
Kala pertama dibuka LRT di Palembang hanya mempunyai lima stasiun. Namun kini terdapat tidak kurang menurut 13 stasiun yg siap menerima penumpang, mulai menurut Stasiun DJKA, Jakabaring, Polresta, Ampera, Cinde, Dishub, Bumi Sriwijaya, Demang, Garuda Dempo, RSUD, Punti Kayu, Asrama Haji, sampai bandara.
Oh ya, ketika pertama beroperasi warga Palembang tak serta-merta mampu menggunakan LRT. Sebab kala itu eksistensi transportasi sophisticated ini hanya diperuntukkan bagi para atlet dan official ASEAN Games.
LRT dari Bandara
Bagi Teman Traveler yang berencana liburan ke Palembang, LRT sanggup langsung ditumpangi menurut bandara. Jam operasinya dimulai pukul 06.15 & berakhir dalam pukul 17.57.
Keberadaan jalur LRT pada bandara memang cukup membantu. Sebelumnya Teman Traveler harus mengambil kocek sekitar Rp150.000 buat naik taksi ke wilayah Jakabaring. Kini dengan LRT Palembang, kalian hanya perlu membayar Rp10.000 saja. Sangat hemat bukan?
Membeli Tiket LRT
Kala itu saya pribadi belok kanan & mencari papan petunjuk LRT begitu keluar berdasarkan pintu terminal Bandar Udara Sultan Mahmud Badarudin II. Saya mengikuti jalan naik menuju eskalator. Hanya pada tiga mnt, telah sampai pada Stasiun Bandara.
Di sini Teman Traveler mampu langsung membeli tiket seharga Rp10.000 untuk perjalanan jeda jauh atau Rp5.000 buat perjalanan jarak dekat. Oh ya, stasiun ini pula ramah buat para difabel karena tersedia lift spesifik.
Bagi Teman Traveler yang memiliki uang elektronika, bisa pribadi membeli tiket dengan menempelkan kartu di mesin tiket. Nantinya kalian akan mendapatkan kode barcode & tinggal duduk santai di ruang tunggu. Ketika kereta telah tiba, barulah para penumpang dipersilahkan melewati mesin tiket dan masuk dalam gerbong.
Bersih dan Nyaman
Begitu masuk, kesan pertama yg saya rasakan adalah bersih & nyaman. Setiap gerbong dilengkapi petugas jaga yg sigap membantu kebutuhan penumpang. Rasanya semakin bangga waktu mengingat kereta ini adalah output kreasi anak bangsa.
Gerbong LRT Palembang berjalan relatif lambat. Tetapi masih permanen lebih efisien dibandingkan memakai moda transportasi lain. Apalagi jalanan lebih kurang Kota Pempek dikenal luar biasa macet, terutama di jam-jam sibuk.
Menggunakan LRT, hanya pada sejam Teman Traveler mampu berkeliling berdasarkan ujung ke ujung stasiun. Apalagi tiket LRT sekarang telah terintegrasi menggunakan Damri dan Transmusi. Sangat efisien buat kalian yang berencana menjelajah tiap sudut latif Palembang.
Keliling kota pun jadi lebih nyaman & praktis. Ingin mengunjungi wisata Benteng Kuto Besak? Cukup berhenti pada Stasiun Ampera dan berjalan sekitar 10 mnt. Jangan lewatkan juga kesempatan berfoto-foto manis di Hutan Punti Kayu. Teman Traveler tinggal berhenti saja pada Stasiun Punti Kayu. Pemandangan saat melintasi Sungai Musi memakai LRT pula relatif menarik lho.
Bagaimana menurut kalian Teman Traveler, menggunakan LRT Palembang, traveling pada sekitar Kota Pempek jadi makin gampang bukan? Jadi, kapan kalian berencana liburan ke sini?