-->

Puthu Lanang Malang Jajanan Lawas yang Nikmatnya Tiada Tanding

Jalan-jalan ke Malang tentu tidak lengkap cita rasanya jika belum merasakan jajanan legendarisnya.  Salah satu yang harus dicoba merupakan Puthu Lanang Malang. Sajian satu ini amat terkenal di antara masyarakat Kota Bunga dan termasuk legendaris.

Alamatnya terdapat Jl Jaksa Agung Suprapto No.73, Gang Buntu, masuk wilayah Samaan, Klojen. Meski sekarang telah sukses luar biasa, bisnis ini jua diwarnai banyak senang-duka. Seperti apa kisahnya? Mari simak ulasan berikut Teman Traveler.

Uniknya Kue Puthu

Kue Puthu (c) Atik Choiriyah/Travelingyuk

Sebelum membahas kisah Puthu Lanang Malang, ada baiknya kita ulas sedikit tentang keunikan puthu. Apalagi kue ini memang sudah tak asing bagi sebagian besar pengecap rakyat Indonesia.

Terbuat dari tepung beras, gula merah, dan kelapa, jajanan tradisional ini bisa memanjakan pengecap dalam sekejap. Isian gula merahnya menaruh sensasi manis, berpadu apik dengan gurihnya kelapa.

Meskipun di beberapa wilayah tersaji menggunakan cara tidak selaras, pembuatan kue puthu tidak pernah berubah dan punya kekhasan tersendiri. Di tengah-tengah proses pembuatan kue, uap yang keluar lewat celah pada bilah bambu akan menimbulkan suara unik. 

Mengapa Harus Puthu & Sejak Kapan Berdiri?

Tempatnya cukup sederhana (c) Atik Choiriyah/Travelingyuk

Puthu Lanang sudah terdapat sejak tahun 1935. Didirikan sang seseorang wanita bernama Supiah. Memiliki suami polisi, Supiah berinisiatif membantu menjadi mata-mata sambil berjualan puthu.  Sejak saat itu, puthu sebagai usaha keluarga yang diteruskan sampai kini .

Uniknya, putra-putra Supiah sebenarnya siap meneruskan bisnis berjualan puthu. Tetapi demikian, Sang Ibunda hanya ingin mewariskan bisnisnya ke Siswoyo. Salah seseorang buah hatinya tadi dipercaya mempunyai bakat akbar pada berdagang.

“Kalau saya gak mau berarti ya gak ada yang meneruskan. Sedangkan aku berpikir berdasarkan kecil hingga aku beranjak besar , aku dan keluarga saya dihidupi oleh kudapan manis puthu,” ungkap Siswoyo.

Siswoyo sendiri saat itu sudah mempunyai pekerjaan lain, hingga ia harus dipaksa lebih dulu sang Supiah buat meneruskan usaha puthu. Setelah memutuskan mendapat tawaran Sang Bunda, ia lantas memilih berhenti berdasarkan pekerjaan yang kala itu digelutinya.

Pelanggan setia Puthu Lanang Celaket dari berdasarkan aneka macam kalangan, mulai menurut orang-orang Tionghoa, masyarakat lokal Malang, sampai pelancong yg mampir ke Kota Bunga.

Hingga sekarang jajanan legendaris ini masih disebur banyak pelanggan setianya. Luar biasa, terutama jika mengingat telah 81 tahun lamanya Puthu Lanang Celaket berdiri. Meski telah melewati beberapa dekade, mereka masih bisa mempertahankan eksistensi dan kesuksesan.

Puthu Lanang Malang, Jajanan menggunakan Kenikmatan Tiada Tanding

Puthu bisa dicampur cenil & lainnya (c) Atik Choiriyah/Travelingyuk

Kualitas bahan dan alat pembuatannya terus dipertahankan meski telah melewati beberapa dasa warsa. Cita rasa yang tercipta pun permanen terjaga menurut sejak awal perintisan pada 1935 sampai sekarang.

Puthu-nya terasa legit begitu menyentuh lidah. Lembut ketika dikunyah, berpadu nikmat dengan parutan kelapa segar. Sangat cocok buat mengisi perut sambil menemani jalan-jalan pada sekitar Malang pada malam hari. 

Selain kue puthu, Puthu Lanang pula menyediakan lupis, klepon, & cenil. Semuanya bisa dinikmati hanya menggunakan harga Rp 10.000 per porsi. Pengunjung juga bebas mencampur atau mix antara empat sajian tersebut.

Proses Pembuatan Puthu Lanang

Proses pembuatan Puthu Lanang (c) Atik Choiriyah/Travelingyuk

Kue puthu dibentuk dengan cara dikukus. Campuran tepung beras dan gula merah diletakkan pada tabung bambu kecil. Komposisinya sengaja dibikin berlapis, agar semakin padat.

Puthu pada Malang kebanyakan berwarna hijau segar. Hal ini tidak selaras dengan kue homogen di Sulawesi Selatan, yang memakai beras ketan hitam & tidak diberi tambahan gula merah di bagian tengah. Meski demikian penyajiannya permanen sama, yakni menggunakan taburan parutan kelapa segar.

Jajanan tradisional Puthu sendiri pula sanggup ditemukan pada beberapa wilayah negara tetangga, misalnya Singapura dan Malaysia. Meski kadang mengusung nama tidak sama, cita rasanya kurang lebih sama.

Sederhana Tetapi Tak Mengurangi Rasa

Tempat jualan di Puthu Lanang (c) Atik Choiriyah/Travelingyuk

Puthu Lanang Malang tidak selaras bisnis kuliner kebanyakan. Tempatnya nir permanen dan kesibukan para pegawai mempersiapkan bahan serta peralatan selalu terlihat menjelang jam buka. Tak hanya itu, loka berjualannya jua sangat sederhana.

Meski penampilannya tak terlalu wah, kedai Puthu Lanang dikerumuni pelanggan tiap malam. Sang Penjual pun wajib benar-benar teliti mengingat semua pesanan. Hebatnya lagi, seluruh pembeli yang datang ke sini tidak pernah kecewa menggunakan pelayanannya.

Bertahan menurut Sederet Pesaing

Puthu Lanang tak mempunyai cabang lain selain di Celaket. Mereka buka setiap hari, antara pukul 17:30 sampai 21:30. Bahkan mampu tutup lebih cepat apabila persediaan kue puthu telah habis. 

Sebelum dikenal menjadi Puthu Lanang Celaket, bisnis kuliner ini dulunya dikenal menggunakan nama Puthu Celaket – sinkron wilayah tempat berjualan. Namun ketenaran Puthu Celaket membuat poly bisnis serupa mencatut nama tadi. Banyak pelanggan lantas kecele, mengira Siswoyo sudah membuka cabang di luar Kota Bunga.

Nama Puthu Lanang sendiri kini telah dipatenkan. Prosesnya dibantu galat seorang pelanggan yang ahli pada bidang itu. Kini Siswoyo sanggup lega lantaran orang lain tidak bisa sembarangan memakai nama merek dagangnya.

“Dulu aku gak bisa nuntut kalo terdapat yang mengaku sebagai cabang menurut Puthu Celaket di luar kota.  Kalo kini saya berani nuntut. Soalnya telah poly yang tahu jika Puthu Celaket nir mempunyai cabang & kini namanya sudah dipatenkan,” tuturnya.

Selain namanya yg unik, Pak Siswoyo terus mempertahankan keaslian cita rasa kue puthu & lupis yg dijualnya hingga kini . Begitupun pula dengan gerobaknya & lokasinya. Hal ini supaya pelanggan nir kesulitan mencari masakan favorit mereka.

Begitulah senang dan sedih Siswoyo dalam mempertahankan usaha legendaris ini. Jika Teman Traeler penasaran ingin mencipipi puthu pada sini, jangan lupa mampir ke Puthu Lanang Celaket ketika berada di Malang.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter