Mojokerto belakangan diramaikan dengan pembicaraan seputar popularitas Ekowisata Waduk Tanjungan. Waduk buatan pada Kecamatan Kemlagi ini memikat banyak pengunjung, tidak hanya lokal, namun pula menurut daerah sekitarnya.
Biaya masuk ke Waduk Tanjungan pun relatif terjangkau. Per orang diminta membayar Rp5.000, ad interim tarif parkirnya hanya Rp2.000. Penasaran? Yuk, simak ulasan tentang eksotisnya ekowisata multifungsi kebanggaan Mojokerto ini.
Wahana Perahu Dayung
Waduk Tanjungan berdiri di area yg relatif luas. Demi memanjakan wisatawan, pengelola menyediakan wahana bahtera dayung yang dikemudikan warga sekitar. Teman Traveler sanggup menikmati estetika lebih kurang sambil berkeliling naik perahu berkepala naga.
Sayangnya, ketika tulisan ini dibuat, baru tersedia dua perahu dayung. Satu perahu bisa menampung kurang lebih sepuluh orang, ad interim yg memakai mesin hanya mampu mengangkut lima orang. Teman Traveler wajib bersabar antre buat sanggup menjajal wahana asyik ini.
Seorang penumpang hanya perlu membayar Rp5.000 buat naik perahu dayung. Sementara buat bahtera mesin relatif mengambil kocek Rp10.000.
Pemancingan
Pada trend kemarau, debit air pada waduk ini akan sedikit berkurang. Jika telah demikian, sarana bahtera dayung takkan bisa dipakai. Namun bukan berarti jumlah wisatawan akan menurun, karena masih poly yg tiba spesifik buat memancing ikan.
Jadi, meski tak sanggup menikmati pemandangan sekitar sambil berkeliling naik kapal, Teman traveler mampu masih bisa mencicipi asyiknya memancing ikan. Bagaimana, pastinya tidak akan kalah seru bukan?
Outbond dan Perkemahan
Begitu masuk, Teman Traveler akan mendapati Taman Pelangi di sebelah kanan selesainya tempat parkir. Kawasan ini adalah area bermain anak-anak, outbond, sekaligus bumi perkemahan.
Pada hari libur umumnya akan terdapat lumayan poly anak-anak sekolah, mulai dari TK hingga Sekolah Dasar, melaksanakan study tour di sini. Ada juga beberapa pramuka yg berkemah. Tempatnya cukup sejuk lantaran terletak pada daerah perbukitan dengan pepohonan rimbun.
Upacara istiadat
Waduk Tanjungan juga sanggup jadi lokasi sempurna buat menyaksikan pertunjukan budaya khas Mojokerto. Setiap tahun, pengelola rutin menggelar Kirab Budaya Dewi Sekar Tanjung 1000 Takir. Gelaran ini berlangsung sangat meriah, diikuti hampir seluruh penduduk kurang lebih. Pantang dilewatkan.
Aneka Spot Foto Menarik
Meskipun tergolong lumayan baru, wisata ini telah menyediakan tidak mengecewakan poly spot foto menarik. Mulai dari bahtera, gubuk cinta, rangkaian bunga-bunga, dan masih banyak lagi. Salah satu yang terkini adalah jembatan penghubung buat menyebrang ke pulau pada tengah waduk.
Teman Traveler bisa tiba untuk berswafoto pada seluruh spot menarik tadi. Dijamin hasilnya bakal instagenic loh! Cocok buat menambah keberadaan & variasi konten kalian pada media sosial.
Kuliner Bakso Nyamleng
Setelah menghabiskan ketika berkeliling Waduk Tanjungan, Teman Traveler bakal merasa lapar. Nah, umumnya aku menyempatkan mampir di Bakso Nyamleng. Menurut saya bakso ini tidak mengecewakan spesial dan hanya bisa ditemui pada Kecamatan Kemlagi.
Menurut fakta yg beredar, bakso ini sudah acapkali menerima beragam penghargaan. Resep yg dipakai juga turun-temurun semenjak beberapa generasi. Kelezatannya sudah niscaya tak perlu diragukan, sama sekali nir mengecewakan.
Seporsi Bakso Nyamleng dibanderol antara Rp10.000 sampai Rp14.000. Jangan hingga melewatkan kesempatan menjajal hidangan ini apabila Teman Traveler sedang main-main ke wilayah Mojokerto.
Itulah sekilas ulasan tentang Waduk Tanjungan, ekowisata Mojokerto yang eksotis & multifungsi. Apabila lain kali kalian berkesempatan mengunjungi Kota Onde-Onde, jangan hingga melewatkan kesempatan datang ke tempat ini ya.