-->

Museum Purbakala Pleret dan Cerita Sejarah Kejayaan Mataram Islam

Hampir tiap sudut Jogja penuh menggunakan cerita sejarah. Saya tidak sedang bicara tentang puisi Joko Pinurbo, yg mengatakan Jogja terbuat berdasarkan rindu, rumah, angkringan, & kenangan. Ini sahih-sahih terkait sejarah panjang berdirinya Indonesia, yang bahkan dimulai sejak Kota Gudeg belum ada yang bisa disaksikan pada Museum Purbakala Pleret.

Keberadaan Jogja tidak mampu dipisahkan dari sejarah salah satu kerajaan Islam terbesar di Jawa, Mataram. Meski begitu, Kota Gudeg baru benar-benar semenjak disepakatinya Perjanjian Giyanti. Kala itu disepakati bahwa daerah Mataram dipecah menjadi 2, Jogjakarta dan Surakarta (atau dikenal pula menggunakan nama Solo).

Bangunan Utama Museum Pleret (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Sebelum Perjanjian Giyanti, kisah Mataram Islam sebagai salah satu kerajaan tersukses pada tanah Jawa jua menarik disimak. Selama ini poly yg mengetahui bahwa Kotagede sempat jadi ibu kota Kerajaan Mataram, namun sebenarnya kerajaan pernah 2 kali memindahkan mak kota. Pertama ke Kerta & kemudian ke Pleret.

Fakta yang Hilang dari Pleret

Sumur Gumiling, galat satu asal air ketika Keraton Pleret masih berjaya (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Pleret merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Bantul, Jogja. Luasnya sekitar 22,97 kmdan berada tiga belas kilometer menurut arah tenggara berdasarkan Keraton Jogja. Kawasan ini memiliki sebuah museum ukuran mini , namun tak dinyana menyimpan cerita sangat menarik.

Berdasarkan kisah yang beredar di rakyat, Pleret dahulu merupakan sebuah kota yang sangat megah. Sayangnya, tidak misalnya Kotagede yang masih bisa kita lihat sisa-sisa sejarahnya, situs-situs pada Pleret mampu dibilang hampir hilang.

Replika penemuan batu bata (c) Gallant Tsany A/Travelingyuk

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, Pleret pernah menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam. Sejarah bermula waktu Kotagede, ibukota ketika itu, berkembang sangat pesat. Tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, namun pula menjadi pusat perdagangan.

Sultan lantas tetapkan memindahkan sentra pemerintahan supaya Kotagede difokuskan sebagai sentra perdagangan saja. Beliau lantas memilih pindah ke Kerta sembari membentuk sebuah keraton megah pada Pleret.

Batu Umpak sebagai pondasi (c) Gallant Tsany A/Travelingyuk

Pleret mencapai zenit kejayaan begitu keraton anyar selesai dibangun. Komplek istana anyar ini konon sangat megah & luas, dilingkupi oleh tembok tebal nan tinggi. Kerajaan pula menciptakan sebuah masjid dengan kapasitas sangat akbar.

Seolah masih kurang, Sultan lantas membikin sebuah bahari tiruan (dikenal menjadi Segarayasa) buat kepentingan pelatihan militer laut dan tempat rekreasi. Sayangnya, kemegahan itu sirna ketika pasukan Trunojoyo menurut Madura menyerang & membumihanguskan Pleret. Kini hanya sedikit residu-sisa kejayaan yg sanggup ditemukan & sebagian akbar masih terpendam pada tanah Pleret.

Sebuah Museum Kecil Sarat Cerita

Ruang menonton film pendek Keraton Pleret (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Museum Purbakala Pleret memang bukan museum terbaik. Koleksinya pula nir sebanyak museum lain di Jogjakarta. Bentuk fisiknya jua kalah jauh dibandingkan dengan Museum Benteng Vredeburg atau bahkan Museum Ullen Sentalu. Tapi di sini Teman Traveler sanggup menonton sebuah film yg menguak kemegahan Pleret beberapa ratus tahun silam.

Ruang koleksi museum (c) Gallant Tsany A/Travelingyuk

Berkunjung ke Museum Purbakala Pleret tidak terdapat porto masuk alias gratis. Teman Traveler relatif menuliskan nama pada buku tamu. Di dalamnya masih ada peninggalan menurut beragam situs sejarah, termasuk daerah-wilayah di luar Pleret. Namun dari pemandu, museum ini bakal menonjolkan sejarah Pleret secara spesifik.

Teman Traveler sanggup melihat replika batu bata yg ditemukan ketika penggalian. Batu bata tersebut ukurannya jauh lebih akbar berdasarkan batu bata terbaru & diyakini menjadi pondasi keraton. Selain itu jua masih ada keris bernama Sabuk Intan & sekarang menjadi masterpiece museum.

Keris Sabuk Intan, Masterpiece museum (c) Gallant Tsany/Travelingyuk

Museum Purbakala Pleret diharapkan sanggup jadi pelopor pada mengungkap rahasia masa kemudian Pleret. Berdasarkan penuturan pemandu, beberapa peneliti masih berusaha untuk menguak misteri-misteri yg terkubur di tanah kurang lebih sini. Bagaimana Teman Traveler, siap berkunjung ke sini?

Related Posts

Subscribe Our Newsletter